Judul : Takfir Tebang Pilih ! Tidak Diatas Manhaj Salaf !
link : Takfir Tebang Pilih ! Tidak Diatas Manhaj Salaf !
Takfir Tebang Pilih ! Tidak Diatas Manhaj Salaf !
Memahami Al-Qur'an ataupun hadits, haruslah dengan pemahaman para ulama salaf, tidak boleh tidak ! Al-Imam Asy-Syafi'i Rahmatullah 'alaihi menuturkan bagaimana unggulnya kaum salaf :
هم فوقنا في كل علم و عقل و دين و فضل، و كل سبب ينال به علم أو يدرك به هدى، و رأيهم لنا خير من رأينا لأنفسنا
"Mereka unggul diatas kita dalam segala ilmu, pemahaman, ketakwaan, dan keutamaan, dan segala sebab untuk menggapai ilmu dan mendapatkan hidayah. Pendapat mereka lebih baik baik daripada pendapat kita untuk diri kita sekalipun."
Oleh karena itulah Al-Imam Ahmad rahmatullah 'alaihi menegaskan :
إيّاكَ أن تتكلمَ في مسألة ليس لكَ فيها إمام
"Hati-hatilah anda dalam berbicara pada suatu permasalahan, yang pada permasalahan tersebut anda tidak memiliki imam (salaf) sebagai sandarannya."
Salaf secara mutlak ialah tiga generasi terbaik dari ummat ini, kemudian berkembang dan dianggaplah suatu fase masih berada di era salaf. Mayoritas fuqaha' Syafi'iyyah menganggap bahwa era salaf diakhiri dengan wafatnya dua Syaikh yang mulia (Al-Imam An-Nawawi dan Ar-Rafi'iy rahmatullah 'alaihima), sedangkan kalangan Asyaa'irah mutaakhirin menganggap bahwa era salaf ialah sebelum tahun 500 H.
Saya disini ingin bertanya kepada nufaat udzur bil jahl lokal, pendapat salaf siapakah demikian ?
Adapun hanya bersandar pada fatawa kontemporer dan meninggalkan fatawa ulama salaf, jelas hal ini bukan ciri penuntut ilmu karena masalah ini tidaklah tersamarkan dihadapan para ulama salaf. Silahkan saja tampilkan kalam ulama salaf yang mengkafirkan secara ta'yin kepada beberapa atau banyak ulama salaf yang terjatuh kedalam berbagai kesyirikan semisal Ibnul Jauzi, Al-Harabi, Al-Hafizh Al-Imam Hakim (penulis kitab Al-Mustadrak dll) yang ngalap berkah ke kuburan Yahya bin Yahya sebagaimana disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar tanpa ingkar dari Ibnu Hajar di Tahdzibut Tahdzib. Demikian pula Al-Hafizh Adz-Dzahabi yang banyak mengutip di As-Siyar perbuatan ngalap berkah dan berdoa ke kuburan ulama dan orang shalih dan tanpa ada pengingkaran dari beliau.
Sekarang dibalik, memangnya ada itsbat udzur bil jahl pada salaf ?
Tidak dikafirkannya mereka dan diterima karya mereka oleh seluruh ulama dari masa ke masa hingga saat ini adalah Ijma' atas adanya udzur bagi mereka. Iya perbuatan mereka adalah perbuatan salah, syirik, namun untuk dianggap murtad keluar dari Islam, siapakah ulama salaf yang berkata demikian ?
Demikian pula dengan masa setelah era salaf, kita dapati para ulama menerima dan mengakui karya Al-Hafizh As-Suyuthi, Al-Haitsami dll yang sangatlah banyak yang dikenal sebagai quburiyyun namun kitab-kitab mereka malah diajarkan oleh Asy-Syaikh Wasyiyullah Al-Abbas di Masjidil Haram dan menjadi referensi ummat.
Orang-orang yang tidak memberi udzur bil jahl mungkin akan berkilah terkait perbuatan kesyirikan para ulama salaf diatas dengan ayat :
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ
"Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya, dan bagi kalian apa yang sudah kalian usahakan." (Al-Baqarah: 134)
Ini adalah pemahaman yang keliru, sebab para mufassirin telah menafsirkan bahwa ummat yang lalu itu ialah Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Ya'qub, dan anak cucunya. Sebagaimana ayat sebelumnya :
أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Adakah kalian hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang kalian sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."
Oleh karena itulah Ibnu Katsir menyatakan :
"sesungguhnya orang-orang terdahulu dari kalangan kakek moyang kalian yang menjadi nabi-nabi dan orang-orang saleh, tiada manfaatnya bagi kalian ikatan kalian dengan mereka jika kalian sendiri tidak mengerjakan kebaikan yang manfaatnya justru kembali kepada kalian. Karena sesungguhnya bagi mereka amalan mereka, dan bagi kalian amalan kalian sendiri. Dalam ayat berikutnya disebutkan :
وَلا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan kalian tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan. (Al-Baqarah: 134)
Para ahli tafsir kebanyakan membawakan hadits berikut sebagai syahid atas ayat diatas :
مَنْ أَبْطَأَ به عمله لم يسرع به نسبه
Barang siapa yang lamban amalnya karena mengandalkan kepada keturunan, maka keturunan (yang dibangga-banggakannya) itu tidak akan cepat menyusulnya.
Intinya, lari dari kenyataan bahwa ulama dahulu banyak terjatuh kedalam kesyirikan kemudian takut (?) Mengkafirkan mereka dengan ayat diatas adalah sebuah kekeliruan.
Atau mungkin pengingkar udzur bil jahl ada yang mau tetap nekat mengkafirkan para ulama diatas dengan klaim, bahwa tidak ada yang mengkafirkan bukan berarti tidak kafir.
لا يلزم من وجود شيء عدمه
"Tidaklah melazimkan ketiadaan sesuatu, maka sesuatu itu dianggap tidak ada"
Maka kita akan katakan kepada mereka : "selamat, anda sungguh kokoh nekat melawan arus ulama dan anda siap dengan segala konsekwensinya". Mari silahkan kafirkan Al-Imam Hakim dll
Sebagian pengingkar udzur bil jahl lokal telah nampak bodohnya dengan menyatakan : "ini pendapat Syaikh ini itu, ente berani menolak pendapat beliau ?!" Seraya mengilzamkan bagi yang menolak pendapat Syaikh yang ia sebutkan karena lebih condong kepada pendapat ulama lainnya dengan ilzam ilzam yang batil bahkan dengan laqob laqob yang buruk. Tidaklah ini terlontar melainkan dari seorang hizby yang tidak memiliki sedikit pun sifat sebagai seorang sunny depan belakang, awal sampai akhir.
Sebagian mereka bahkan sudah berani secara terang-terangan mengkafirkan dan memurtaddkan siapa saja yang memberi udzur kejahilan kepada pelaku kesyirikan. Maka mereka otomatis mengkafirkan Asy-Syaikh Al-Albani, Asy-Syaikh Muqbil dll yang berpendapat adanyaka udzur kejahilan pada pelaku syirik dan tetap memvonis kafir pelaku syirik apabila telah terpenuhi syarat-syarat dan hilangnya pencegah.
Maka janganlah kaget apabila nanti Presidenmu yang siram Esemka dengan air kembang dikafirkan tanpa ada udzur bil jahl. Kesyirikan adalah kenistaan yang wajib diberantas dan dibantah, namun pelaku syirik yang asalnya muslim langsung dikafirkan, kita hendaknya mengikuti pendapat para ulama salaf.
Sebenarnya, saya juga mengetahui pendapat ulama kontemporer dan sebelum mereka sekian thabaqat yang menafikan udzur bil jahl -diluar tepat atau tidak pendapat ini-, namun yang saya ingkari ialah pengilzaman mereka kepada siapa saja yang menyelisihi mereka kemudian diberi julukan jelek dan berkembang dikafirkan juga. Allahu Al Musta'an
Sumber bacaan :
-Taisir Ibnu Katsir
-Hasyiyah Jauhar At-Tauhid
-Tabshirul Khalaf
-tahdzib at Tahdzib
-as siyar dll
[Cerkiis.blogspot.com, Penyusun: Arifia, Penulis: Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin]
Demikianlah Artikel Takfir Tebang Pilih ! Tidak Diatas Manhaj Salaf !
Sekianlah artikel Takfir Tebang Pilih ! Tidak Diatas Manhaj Salaf ! kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Takfir Tebang Pilih ! Tidak Diatas Manhaj Salaf ! dengan alamat link https://kabarmuslimislam.blogspot.com/2017/05/takfir-tebang-pilih-tidak-diatas-manhaj.html
0 Response to "Takfir Tebang Pilih ! Tidak Diatas Manhaj Salaf !"
Posting Komentar