Judul : Sebuah Taktik Bertahan di Hutan
link : Sebuah Taktik Bertahan di Hutan
Sebuah Taktik Bertahan di Hutan
MetrominiNews - Berikut adalah tempat yang bisa dilakukan untuk bertahan dari musuh (Gerilya), diantaranya adalah:HUTAN
Hutan adalah suatu areal yang masih murni belum terjamah intervensi manusia dalam pertanian, perkebunan, maupun pengambilan hasil hutan secara makro dalam hal ini penebangan kayu hutan besar-besaran / logging.
Jenis-jenis hutan berdasarkan konturnya ada 2 macam:
1. Plain Forest, yaitu hutan yang berada pada area dataran dan jarang sekali terdapat pegunungan.
2. Mount Forest, yaitu hutan yang berada di kaki pegunungan hingga puncak pegunungan. Permukaan selalu miring dan jarang sekali terdapat tanah yang datar di dalam hutan tersebut.
Gambar contoh poin 1
Gambar contoh poin 2
Kita adalah mahluk yang daya tahannya tergantung pada suhu dan persediaan air.
Pada suhu yang sangat dingin kita bisa terkena hipotermia (hilangnya kalor suhu badan normal hingga resiko kematian!), di suhu yang sangat panas kita bisa terkena dehidrasi (kekurangan cairan dalam tubuh dalam jumlah yang banyak).
Dan itu semua terjadi pada kondisi di dalam hutan.
Hal-hal yang menjadikan hutan mengalami suhu yang minus (dingin), diantaranya:
a. Hutan berada pada pegunungan tinggi (diatas 2000m dpl).
b. Curah hujan sering dan relatif tinggi. Hampir tiap hari terjadi hujan sehingga tanah menjadi lembab dan dingin. Biasa pada daerah tropis mendekati katulistiwa sering terjadi curah hujan tinggi.
c. Salju yang sering turun. Di daerah sub tropis yang jauh berada di belahan utara atau selatan bumi, sering terjadi hujan salju.
d. Banyaknya pepohonan tinggi yang sangat rimbun.
Sinar matahari terhalang oleh rerimbunan pohon sehingga tidak bisa sampai ke permukaan tanah, walhasil terkadang sampai hampir setengah gelap walau dalam kondisi siang hari. Dengan demikian, suhu di atas permukaan tanah cenderung minus dan sangat dingin walaupun berada pada ketinggian dataran yang rendah.
KENALILAH MEDAN GERILYA-MU!
Apabila kita memutuskan untuk melakukan perjuangan gerilya di hutan, maka jauh-jauh hari kita sudah pernah melakukan survey minimal terhadap kontur / kemiringan, suhu, kadar air, dan vegetasi pepohonan serta kerimbunannya.
Semakin sulit, curam, dan lebat hutan, maka semakin sulit dan enggan musuh untuk menjangkau dan melakukan penyisiran. Akan tetapi kita pun harus selalu familiar dengan kondisi-kondisi hutan yang sulit tersebut!
Perbedaan gerilyawan hutan dengan musuhnya pasukan di perkotaan adalah daya tahan dan kemampuan bergerak dan survive / bertahan hidup dalam kondisi ekstrim di hutan. Apabila musuh pun sama demikian dengan kita, maka ada kemungkinan kita sedikit mengalami kekalahan. Akan tetapi dapat kita atasi dengan sering melakukan perpindahan dari areal hutan satu ke lainnya.
ASPEK-ASPEK YANG BISA MEMBUAT KITA BERTAHAN DI HUTAN
a. Suhu, telah ana jelaskan di atas sebelumnya. Maka kita harus senantiasa mempertahankan tubuh kita berada pada suhu normal sekitar 25°-37°Celcius dengan menggunakan pakaian / selimut penghangat atau api. Jangan merasa menjadi orang yang paling tahan dingin, karena tubuh kita memiliki persyaratan standar suhu tubuh agar metabolisme tubuh normal. Sama halnya dengan orang yang mengaku paling kuat tahan nafas di dalam air, maka tidak akan mungkin ia bisa selamanya atau minimal 30menit mampu menyelam di bawah permukaan air! Hanya dalam kondisi dan jangka waktu tertentu saja kita mampu bertahan menghadapi suhu ekstrim, selebihnya adalah kecelakaan yang fatal hingga menyebabkan kematian.
b. Ketersediaan air. Terkadang hutan dengan suhu yang dingin belum tentu menyediakan pasokan air di dalam tanah atau mata air. Bisa juga dingin karena rimbunnya pepohonan, dengan status dingin kering. Biasanya ada terdapat pepohonan yang dapat menyimpan pasokan air yang apabila kita potong salah satu dahannya akan mengeluarkan tetes-tetes air jernih.
c. Kemiringan tanah. Di hutan pegunungan, hampir sulit kita dapati sepetak tanah yang datar, walau hanya sebatas 1x2meter saja untuk membaringkan tubuh. Alih-alih kita akan kesulitan untuk tidur atau sekedar baring melepas penat. Was-was tubuh kita bisa menggelinding ke bawah ke tempat yang entah dimana. Untuk itu, dalam kondisi hutan seperti itu gunakanlah tempat tidur bergelantung berupa kain atau jaring yang ujung satu diikat diikat pada pohon atau tonggak dan ujung satunya pun diikat pada kayu atau tonggak. Namanya adalah Hammock.
Hammock
d. Vegetasi Tumbuhan dan Fauna Hutan.
Seorang lebih bisa bertahan hidup di hutan tanpa pasokan makanan dari kota apabila terhadap vegetasi tumbuhan yang heterogen dan keanekaragaman jenis binatang / fauna di dalam hutan tersebut. Banyak jenis-jenis tumbuhan hutan yang bisa dimakan / diolah untuk dimasak dan dimakan, begitu juga hewan-hewan buruan seperti ayam hutan, kuskus, anoa, kijang, burung-burung besar dan sebagainya. Ada yang mengatakan tentang tumbuhan merambat yang bisa dimakan dan tidak beracun adalah yang arah ulir rambatannya ke arah kanan, apabila ke arah kiri kecenderungan beracun. Perhatikan apa-apa yang dimakan satwa burung dan hewan hutan pemakan tumbuhan, maka apa saja yang mereka makan bisa kita makan dan tidak beracun.
e. Hewan Buas Dan Pemangsa. Terkadang kita tidak tahu di satu hutan apakah ada hewan buas atau hewan pemangsa yang bisa membayakan nyawa kita. Salah satu caranya adalah kita bisa mengamati di atas permukaan tanah sekitar, apabila disitu banyak ditemui tulang-tulang berceceran, bulu-bulu binatang, dan bekas-bekas cakaran binatang pada batang pohon maupun tanah keras atau batu, maka disitulah banyak terdapat hewan buas. Maka antum harus selalu waspada dan hati-hati. (/hussamtafaquhfiddien)
Demikianlah Artikel Sebuah Taktik Bertahan di Hutan
Sekianlah artikel Sebuah Taktik Bertahan di Hutan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Sebuah Taktik Bertahan di Hutan dengan alamat link https://kabarmuslimislam.blogspot.com/2017/01/sebuah-taktik-bertahan-di-hutan.html
0 Response to "Sebuah Taktik Bertahan di Hutan"
Posting Komentar