Judul : Kupas Tuntas Video Sesat Serial Kedua
link : Kupas Tuntas Video Sesat Serial Kedua
Kupas Tuntas Video Sesat Serial Kedua
KUPAS TUNTAS VIDEO SESAT SERIAL KEDUA
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam dan semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad, keluarga dan para shahabatnya.
Ustadz Adi Hidayat juga telah terjebur dalam pemikiran QADARIYAH dalam memahami masalah takdir.
Dalam ceramah ustadz AH yang mulia dengan judul : Perbedaan Antara Taqdir dan Qodarullah Ustadz Adi Hidayat berkata (menit 0:27) :
“Yang seperti ini qodariyah, semua terserah Allah, semuanya terserah Allah, bahkan tidak mungkin saya bersin kecuali Allah berkehendak, tidak mungkin saya minum kecuali Allah berkendak. Tapi kesimpulannya ini salah, Anda harus membendakan antara qodar dengan taqdir. Kehendak Allah yang tidak ada intervensi kita di dalam itu disebut qodar, contoh tentang ajal seseorang.
Beliau berkata (pada menit 1:29) :
"Taqdir itu adalah ketetapan Allah yang dikukuhkan ditetapkan berdasarkan ikhtiar makhluk. Jadi kita ikhtiar dulu baru Allah menetapkan. Jadi bukan seketika Allah menetapkan"
(Pada menit 2:37) :
“Jadi ada sesuatu yang kehendak Allah tidak mutlaq disitu, kehendak Allah bergantung ikhtiar yang kita kerjakan"
Dalam ceramah AH yang lain dengan judul : Apakah Jodoh Termasuk Taqdir
(pada menit : 0.50) :
“Sedangkan taqdir adalah ketetapan Allah yang dikukuhkan atas ikhtar makhluk, jadi ada usaha kita dulu, usaha baru Allah tetapkan...
Perlu diketahui bahwa beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk termasuk rukun Iman bahkan seorang hamba tidak beriman dengan iman yang benar hingga beriman bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini atas takdir Allah sebagaimana pernyataan Ibnu Umar.
عن ابن عمر رضي الله عنهما أنه بلغه أن بعض الناس ينكر القدر فقال : " إذا لقيت هؤلاء فأخبرهم أني براء منهم وأنهم برآء مني ، والذي يحلف به عبد الله بن عمر ( أي : يحلف بالله ) لو كان لأحدهم مثل أحد ذهبا ثم أنفقه ما قبله الله منه حتى يؤمن بالقدر"
Dari Ibnu Umar Radiallahu anhu bahwa pernah sampai kepadanya tentang seorang yang mengingkari takdir maka beliau berkata, Bila kamu bertemu mereka kabarkan bahwa aku berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri dariku, demi dzat yang Abdullah bin Umar bersumpah denganNya, andaikata salah seorang di antara mereka memiliki emas sebesar Uhud kemudian mereka infakkan maka Allah tidak menerimanya hingga dia beriman kepada takdir. (H.R Muslim No. 8)
Ketahuilah bahwa sesungguhnya beriman kepada takdir tidak sah hingga seorang hamba beriman terhadap empat martabat takdir:
1. Seorang hamba wajib beriman bahwa Allah mengetahui segala sesuatu baik secara global maupun rinci sejak azali serta tidak ada suatu apapun yang luput dari pantauanNya meskipun sebesar biji sawi baik di langit dan bumi.
2. Seorang hamba harus beriman bahwa Allah mencatat segala sesuatu di Lauhul Mahfudz sebelum Allah menciptakan langit dan bumi 50 ribu tahun.
3. Seorang hamba wajib beriman dengan kehendak dan kekuasaan Allah sehingga tidak ada suatu apapun di alam semesta yang baik dan yang buruk terjadi kecuali atas kehendak Allah.
4. Seorang hamba wajib beriman bahwa segala yang ada adalah ciptaan Allah, Dialah Allah yang menciptakan makhluk, sifatnya dan perbuatannya sebagaimana firman Allah, Dialah Allah Rab kalian tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia yang menciptakan segala sesuatu. (al-Anaam: 102)
Termasuk konsekuensi sahnya iman kepada takdir, hendaknya Anda beriman bahwa setiap hamba punya kehendak dan pilihan untuk merealisasikan perbuatannya seperti firman Allah, Bagi seorang hamba yang ingin istiqamah. (at-Takwir:28) dan firman Allah, Allah tidak memberi beban kepada hamba kecuali diatas kemampuannya. (alBaqarah; 286).
Dan sesungguhnya kehendak hamba dan kemampuannya tidak keluar dari kekuasaan dan kehendak Allah. Dialah Allah yang memberinya kemampuan dan menjadikannya mampu untuk memilih dan memilah sebagaimana firman Allah, Dan apa saja yang kalian kehendaki melainkan atas kehendak Allah Rabul Alamin. (at-Takwir: 29).
Dan sesungguhnya takdir adalah rahasia Allah pada makhlukNya, apa saja yang telah diterangkan kepada kita maka kita ketahui dan kita imani sedangkan apa saja yang GHAIB dari kita maka kita tunduk dan beriman kepadanya. Dan kita tidak menentang Allah dalam perbuatan dan keputusanNya dengan akal kita terbatas dan pemahaman kita yang lemah. Bahkan kita beriman dengan keadilan Allah yang sempurna dan hikmah yang mendalam. Dan Allah tidak bisa ditanya tentang apa yang Dia perbuat bahkan manusia yang ditanya oleh Allah.
Selanjutnya dalam masalah takdir muncul dua firqah yang tersesat dalam memahami takdir yaitu JABARIYAH dan firqah QADARIYAH.
Adapun JABARIYAH berpandangan bahwa seorang hamba tidak punya kehendak dan pilihan, yang berbuat segala sesuatu hanyalah Allah bahkan manusia lenyap kemampuan dan kehendaknya. Sebaliknya firqah QADARIYAH menjadikan hamba sebagai tandingan Allah, artinya seorang hamba berbuat segala sesuatu tanpa kehendak dan ketetapan Allah bahkan Allah mengetahui, mencatat dan menghendaki setelah manusia berbuat. Sehingga mereka dikenal sebagai Majusinya umat ini.
Terkadang firqah JABARIYAH lebih buruk karena mereka menghancurkan pondasi dan aqidah Islam malah mereka berlepas tangggung jawab dengan segala kejahatan yang mereka lakukan dengan alasan dipaksa oleh takdir Allah. Sehingga mereka Berzina, mencuri dan membunuh lalu mereka berkata, Saya tidak salah karena saya dipaksa oleh Allah.
Maka sesungguhnya kalau kita menyimak dengan seksama ceramah yang ada dalam vedio diatas maka ustadz AH terjebur ke dalam paham QADARIYAH yang ekstrem yang mengingkari ilmu Allah, karena para ulama Ahlus Sunnah Wal jamaah telah berijma' bahwa semua yang terjadi di alam semesta ini, baik makan dan minum maupun bersin, iman dan kufur, jodoh, rizki dan ajal semuanya dikehendaki dan telah ditetapkan oleh Allah.
Allah berfirman:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu dengan takdir". (QS al-Qomar : 49)
Allah juga berfirman,
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia telah menetapkan taqdir (segala sesuatu)nya (QS Al-Furqon : 2(
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat taqdir para makhluk sejak 50 ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. (HR Muslim No. 2653)
Nabi juga menjelaskan bahwa amal sholeh maupun amal buruk, masuk surga maupun masuk neraka, semuanya telah ditaqdirkan oleh Allah. Tidak ada bedanya hal ini dengan masalah rizki dan ajal yang juga telah ditaqdirkan. Beliau bersabda :
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيُنْفَخُ فِيْهِ الرُّوْحُ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ : بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
Sesungguhnya (fase) penciptaan kalian dikumpulkan dalam perut ibunya selama 40 hari (dalam bentuk) nutfah (sperma), kemudian selama itu (40 hari) menjadi segumpal darah, kemudian selama itu (40 hari) menjadi segumpal daging, kemudian diutuslah Malaikat, ditiupkan ruh dan dicatat 4 hal: rezekinya, ajalnya, amalannya, apakah ia beruntung atau celaka.
Demi Allah Yang Tidak Ada Sesembahan yang Haq Kecuali Dia, sungguh di antara kalian ada yang beramal dengan amalan penduduk jannah (surga) hingga antara dia dengan jannah sejarak satu hasta kemudian ia didahului dengan catatan (taqdir) sehingga beramal dengan amalan penduduk an-Naar (neraka), sehingga masuk ke dalamnya (an-Naar). Sesungguhnya ada di antara kalian yang beramal dengan amalan penduduk an-Naar, hingga antara dia dengan an-Naar sejarak satu hasta kemudian ia didahului dengan catatan (taqdir) sehingga beramal dengan amalan penduduk jannah (surga) sehingga masuk ke dalamnya (jannah) (HR al-Bukhari dan Muslim).
Pernyataan AH :
“Yang seperti ini aliran qodariyah, semua terserah Allah semuanya terserah Allah, bahkan tidak mungkin saya bersin kecuali Allah berkehendak, tidak mungkin saya minum kecuali Allah berkendak. Tapi kesimpulannya ini salah, Anda harus membedakan antara qodar dengan taqdir. Kehendak Allah yang tidak ada intervensi kita di dalam itu disebut qodar, contoh tentang ajal seseorang....”
Demikian juga pernyataan AH :
“Jadi ada sesuatu yang kehendak Allah tidak mutlaq disitu, kehendak Allah bergantung ikhtiar yang kita kerjakan...”
Adalah pengingkaran terhadap taqdir. Diantaranya :
- Menganggap ada kehendak Allah yang tidak mutlaq
- Menganggap manusia bisa ikut intervensi dalam keputusan Allah, bahkan keputusan Allah tergantung kehendak manusia.
Padahal Allah berfirman :
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
"Kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (Al-Insan : 30)
Allah berfirman:
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
"Kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam". (At-Takwir : 29)
Allah juga berfirman:
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا
"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya". (QS Yunus : 99).
Allah juga menegaskan Hidayah dan kesesatan berdasarkan kehendaknya:
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit". (QS Al-AN’aam : 125).
Nabi Nuh berkata kepada kaumnya :
وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِي إِنْ أَرَدْتُ أَنْ أَنْصَحَ لَكُمْ إِنْ كَانَ اللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يُغْوِيَكُمْ
"Tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan" (QS Huud : 34(
Demikian semua perkara dunia dan agama terjadi atas kehendak Allah,
مَنْ يَشَأِ اللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus". (QS Al-An’aam : 39).
Diakhir zaman para sahabat mulailah muncul kelompok qodariyah yang sulit menerima dengan akal mereka bahwa semuanya telah ditaqdirkan oleh Allah, dan kelompok ini telah diingkari oleh Ibnu Umar.
Tatkala seseorang berkata kepada Ibnu Umar :
أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنَّهُ قَدْ ظَهَرَ قِبَلَنَا نَاسٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ، وَيَتَقَفَّرُونَ الْعِلْمَ... وَأَنَّهُمْ يَزْعُمُونَ أَنْ لَا قَدَرَ، وَأَنَّ الْأَمْرَ أُنُفٌ
“Wahai Abu Abdirrahman (Ibnu Umar), sesungguhnya telah muncul dari sisi kami (di Iraq) sekelompok orang yang membaca al-Qur’an dan mendalami ilmu... dan bahwasanya mereka menyangka bahwa tidak ada qodar, dan bahwasanya perkara adalah baru”
Imam An-Nawawi menjelaskan pernyataan mereka ini :
أَيْ مُسْتَأْنَفٌ لَمْ يَسْبِقْ بِهِ قَدَرٌ وَلَا عِلْمٌ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى وَإِنَّمَا يَعْلَمُهُ بَعْدَ وُقُوعِهِ
“Yaitu perkara baru tidak didahului oleh takdir dan tidak ada diketahui oleh Allah, akan tetapi Allah mengetahuinya setelah terjadi” (Syarah Shahih Muslim 1/156)
Mereka menganggap bahwa perkara belum ditaqdirkan, Allah baru mentaqdirkan (mengkukuhkan/menetapkan) kecuali setelah hamba berbuat. Dan ini sama persis dengan pernyataan ustadz AH “Keputusan Allah baru dikukuhkan setelah ikhtiar/perbuatan manusia”.
Karenanya qodariyah dijuluki dengan majusi umat ini, karena menganggap ada penentu keputusan di alam semesta selain Allah. Apalagi menyatakan bahwa kehendak manusia yang menentukan keputusan Allah?!
Semoga bermanfaat, dan semoga Allah menjaga aqidah kita. Aaamiin Yang benar dari Allah, yang salah dari kesilapan penulis, semoga Allah menunjukkan kita semua kepada jalan yang lurus.
[Cerkiis.blogspot.com, Sumber : Penulis Ustadz Zainal Abidin Syamsuddin]
Demikianlah Artikel Kupas Tuntas Video Sesat Serial Kedua
Sekianlah artikel Kupas Tuntas Video Sesat Serial Kedua kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kupas Tuntas Video Sesat Serial Kedua dengan alamat link https://kabarmuslimislam.blogspot.com/2017/04/kupas-tuntas-video-sesat-serial-kedua.html
0 Response to "Kupas Tuntas Video Sesat Serial Kedua"
Posting Komentar