Judul : Sama-sama ".....Maa Rozaqtanaa" (Jangan Salah Baca)
link : Sama-sama ".....Maa Rozaqtanaa" (Jangan Salah Baca)
Sama-sama ".....Maa Rozaqtanaa" (Jangan Salah Baca)
Keterangan Gambar [1]
Kitab Silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Penerbit Maktabah Al-Ma'arif.
Keterangan Gambar [2]
Pembahasan dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah adalah nomor 6930, bukan 6390. Dalam hadits no. 6930 sedang dibahas doa hubungan intim, sama sekali tidak menyinggung doa makan. Silakan cek dalam gambar yang kami foto.
Keterangan Gambar [3]
Hadits no. 6390 dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah membahas tentang thaifah Al-Manshurah (mereka yang mendapatkan pertolongan karena berpegang teguh dengan kebenaran).
• PADA DOA HUBUNGAN INTIM DAN DOA MAKAN
#01 - Yang Satu Isinya Doa Jima' (hubungan intim)
BISMILLAH ALLAHUMMA JANNIBNAASY SYAITHOONA WA JANNIBISY SYAITHOONA 'MAA ROZAQTANAA
[INI SHAHIH HADITSNYA]
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا . فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
“Jika salah seorang dari kalian (yaitu suami) ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a: [Bismillah Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa], “Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya” (HR. Bukhari no. 6388 dan Muslim no. 1434).
Sumber : Berkah di Balik Do’a Sebelum Hubungan Intim [1]
#02 - Yang Satu Isinya Doa Makan
ALLAHUMMA BAARIK LANAA FII 'MAA ROZAQTANAA' WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR, BISMILLAH
[INI DHAIF HADITSNYA]
Disebutkan oleh An Nawawi dalam kitabnya Al Adzkar,
روينا في كتاب ابن السني عن عبد اللّه بن عمرو بن العاص رضي اللّه عنهما عن النبيّ صلى اللّه عليه وسلم أنه كان يقول في الطعام إذا قُرِّبَ إليه : ” اللَّهُمَّ بارِكْ لَنا فِيما رَزَقْتَنا وَقِنا عَذَابَ النَّارِ باسم اللَّهِ “
Telah diriwayatkan dalam kitab Ibnus Sunni dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ketika makanan didekatkan kepadanya, beliau biasa mengucapkan “Allahumma baarik lanaa fii maa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban naar, bismillah”.
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa di dalam riwayat tersebut terdapat Muhammad bin Abi Az Zu’ayzi’ah, dan Bukhari mengatakan bahwa ia adalah munkarul hadits.
Adz Dzahabi mengatakan bahwa di dalam riwayat tersebut terdapat Muhammad bin Abi Az Zu’ayzi’ah, dan Abu Hatim mengatakan bahwa ia adalah munkarul hadits jiddan. Begitu pula hal ini dikatakan oleh Imam Al Bukhari.
‘Ishomuddin Ash Shobabthi menjelaskan dalam takhrij Al Adzkar, “Hadits tersebut dikeluarkan oleh Ibnu As Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (459) dan sanadnya dho’if. Di dalamnya terdapat ‘Isa bin Al Qosim ibnu Sami’. Dia adalah perowi yang shoduq akan tetapi sering membuat kesalahan dan sering melakukan tadlis serta ia dituduh berpaham qodariyah. Juga diriwayatkan dari Muhammad bin Abi Az Zu’ayzi’ah. Ibnu Hibban mengatakan bahwa Muhammad bin Abi Az Zu’ayzi’ah adalah dajjal (pendusta besar).” (Lihat catatan kaki kitab Al Adzkar, hal. 217)
Kesimpulan: Dari penjelasan keadaan perowi di atas, kita dapat simpulkan bahwa hadits di atas adalah hadits yang dho’if, sehingga tidak bisa diamalkan. Oleh karena itu, hendaklah kita cukupkan dengan bacaan yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum makan yaitu bacaan “bismillah” sebagaimana hadits yang shahih ...
Dari ‘Umar bin Abi Salamah, ia berkata, “Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ » . فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِى بَعْدُ
“Wahai Ghulam, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu. (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)
Sumber : Sebelum Makan : Bacalah “Bismillah” [2]
----
Pembahasan dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah adalah nomor 6930, bukan 6390. Dalam hadits no. 6930 sedang dibahas doa hubungan intim, sama sekali tidak menyinggung doa makan. Silakan cek dalam gambar yang kami foto.
Moga jadi ilmu yang bermanfaat ...
[Cerkiis.blogspot.com, Sumber: Penulis Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal]
Catatan :
MAS ADI MBOK JANGAN GITU
Memang kebanyakan orang maunya terkenal saja tanpa mau surut ketenarannya, maunya disanjung terus tak mau dikritik maunya diperlakukan sebagai sosok pujaan yang tak pernah tersentuh celetukan bahkan hanya mau menerima paket hemat tidak mau terima paket in cluded, artinya mau menerima sanjungan tapi juga harus mau menerima dengan lapang dada setiap kritikan dan saran demi kebaikan.
Siapapun orangnya yang sudah berani menulis atau berceramah untuk umum harus siap menerima berbagai macam risikonya baik pujian maupun kritikan.
Susahnya menerima kritikan, gara-gara seseorang matok harga diri dan kehebatan pribadi terlalu tinggi dari sebenarnya ditambah lagi dukungan sikap berlebihan fan dan loyalis yang tanpa sadar sedang membantu menghancurkan karier tokohnya dengan pembelaan membabi buta, sehingga amat alot untuk mengakui kesesatan yang sudah terang seterang matahari di silang bolong. Moga ada yang berpikir [3]
Di Balik UAT-UAH Effect
Kejadian UAT dan UAH dan efek pro-kontra yang ditimbulkannya di tengah jama'ah kita, adalah bukti bahwa Ta'shil kajian Manhaj sudah mengendur, perlahan-lahan tergerus oleh kajian-kajian ber *substansi*; "cinta", "romantisme", "polemik rumah tangga", sampai pada kisah "petualangan ABG mencari pasangan".
Substansi tema-tema di atas dalam setiap kajian "salafy", sudah benar-benar dominan & mainstream jika dibanding tema tauhid dan manhaj. Tema-tema di atas bukan lagi sekedar "tema-tema pemikat" di poster-poster kajian, tapi benar-benar sudah jadi substansi yang dominan.
Maka jangan heran jika lahir generasi "salafy merah jambu" atau "sutra ungu", -atau apalah namanya- yang begitu mengedepankan;
✍perasaan,
✍kekaguman pada retorika,
✍menganggap dakwah itu seharusnya merangkul semua tanpa ada musuh sedikitpun, (padahal sekelas Nabi pun tetap punya musuh).
✍risih ketika kejelasan identitas manhaj seorang da'i -yang sudah kadung jadi idola- dipertanyakan.
Bukan tidak mungkin generasi "salafy" model ini nantinya akan bermetamorfose menjadi generasi yang;
✍Hanya mendakwahkan Tauhid dan sunnah, tidak mewanti-wanti syirik dan bid'ah.
✍Hanya mengajak pada slogan "yg penting kita bersama bergandengan tangan".
✍Hanya membahas "cinta karena Allah", melupakan bahasan "benci karena-Nya"
✍Hanya mengenal "amar ma'ruf", tak tau apa itu "nahi munkar"
✍Kebenaran adalah apa yang mengademkan hati, *saja*, bukan lagi apa yang ditunjukkan oleh ilmu.
Jika ke sana gerbong "dakwah salaf" ini hendak diarahkan, maka ketahuilah yaa ikhwatii, kaum haroki akan tertawa terpingkal-pingkal, karena mereka sudah lebih dulu jauh mendahului kita.
Lantas, siapakah yang bertanggungjawab? Kita..!! Para pelaku dakwah. Jika ta'shil manhaj tak lagi dihiraukan.
الله المستعان وعليه التكلان
[Ustadz Abu Ziyan Halim]
Footnote :
[1] Berkah di Balik Do’a Sebelum Hubungan Intim
http://ift.tt/2obZ8fC
[2]Sebelum Makan : Bacalah “Bismillah”
http://ift.tt/2nZG8yI
[3] Disalin Dari Status Ustadz Zainal Abidin
Demikianlah Artikel Sama-sama ".....Maa Rozaqtanaa" (Jangan Salah Baca)
Sekianlah artikel Sama-sama ".....Maa Rozaqtanaa" (Jangan Salah Baca) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Sama-sama ".....Maa Rozaqtanaa" (Jangan Salah Baca) dengan alamat link https://kabarmuslimislam.blogspot.com/2017/04/sama-sama-maa-rozaqtanaa-jangan-salah.html
0 Response to "Sama-sama ".....Maa Rozaqtanaa" (Jangan Salah Baca)"
Posting Komentar