Judul : Kokoh Tapi Tidak Eksklusif. Tidak Eksklusif Tapi Kokoh.
link : Kokoh Tapi Tidak Eksklusif. Tidak Eksklusif Tapi Kokoh.
Kokoh Tapi Tidak Eksklusif. Tidak Eksklusif Tapi Kokoh.
[ Tadzkiratuna ]
Keinginan untuk bisa diterima oleh semua kalangan dan bergandeng tangan dengan semua pihak, pada asalnya merupakan niat yang baik dan sah-sah saja. Siapa sih yang tidak ingin berbaur dengan masyarakat secara damai, rukun, dan saling menghargai. Siapa to yang tidak mau bergaul hangat dengan seluruh golongan penuh ukhuwah fillah wa lillah.
Hanya saja, jangan sampai keinginan tersebut lantas menjadikan diri mengorbankan prinsip-prinsip beragama. Jangan sampai pula mengkebiri fiqih-fiqih Islam yang telah pakem, yang telah menjadi ketetapan ulama Islam dari dulu hingga kini. Tidak juga harus menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah atau sebaliknya, disebabkan ijtihad-ijtihad pribadi yang menyelisihi petunjuk Salaf Rabbani.
Tidak ada larangan untuk tetap bermuamalah secara ihsan dengan semua kelompok dan golongan, karena mereka masih saudara semuslim. Tapi tidak harus menerobos batas-batas ajaran agama.
Para ulama dahulu, sebutlah Al Imam Ahmad bin Hanbal dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, rahimahumallah, dalam kondisi begitu besar kecintaannya terhadap umat Islam, tak diragukan lagi dakwah dan jihadnya untuk Islam, tapi masih mengalami penderitaan disiksa dan dipenjara. Karena apa? Karena mempertahankan prinsip. Yang hitam tetap hitam, yang putih tetap putih.
Karenanya, Islam memberikan petunjuk. Bergaullah dengan masyarakat. Saling mengasihi, saling menolong. Namun harus tetap memegang teguh prinsip agama.
Bila mendapatkan gangguan dari manusia dikarenakan mempertahankan prinsip agama tersebut, maka ada 2 pilihan: Bersabar menerima gangguan dan ujian itu; atau 'uzlah, menjauh dari kebanyakan manusia demi menyelamatkan agama.
Sama sekali bukanlah hal yang dituntunkan dalam Islam, keinginan untuk membaur dengan masyarakat, bersinergi dengan semua golongan atas nama dakwah Islam; namun dengan menyamarkan hukum-hukum yang telah jelas, atau mengikuti setiap kegiatan yang tidak haq demi alasan toleransi dan ukhuwwah.
Kokoh tapi tidak eksklusif. Tidak eksklusif tapi kokoh.
بارك الله فيكم
[Cerkiis.blogspot.com, Penulis: Ustadz Ammi Ahmad]
Demikianlah Artikel Kokoh Tapi Tidak Eksklusif. Tidak Eksklusif Tapi Kokoh.
Sekianlah artikel Kokoh Tapi Tidak Eksklusif. Tidak Eksklusif Tapi Kokoh. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kokoh Tapi Tidak Eksklusif. Tidak Eksklusif Tapi Kokoh. dengan alamat link https://kabarmuslimislam.blogspot.com/2017/03/kokoh-tapi-tidak-eksklusif-tidak.html
0 Response to "Kokoh Tapi Tidak Eksklusif. Tidak Eksklusif Tapi Kokoh."
Posting Komentar